TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA CALL/SMS KE 08883357142 ATAU 085258740544

Jumat, 11 Oktober 2013

Ternak Ayam Jawa Super, Usaha Tepat di Masa Krisis

Selama ini kita hanya mengenal 2 jenis ayam, yaitu ayam kampung (ayam aneka ras lokal) dan ayam modern (broiler dan layer/petelur). Belum lama ini ada 1 jenis ayam yang populer dibudidayakan, yaitu ayam jawa super. Menurut pengamat agribisnis F Rahardi, ayam jawa super masuk dalam kategori ayam kampung.
Ayam jawa super merupakan hasil persilangan ayam jawa berkualitas genetik tinggi dengan ayam broiler. Munculnya jenis ayam jawa super dilaterbelakangi kurangnya pasokan ayam kampung untuk memenuhi pesanan rumah makan - rumah makan yang menyuguhkan menu masakan ayam kampung. Hal ini menimbulkan peluang usaha ditengah ramainya permintaan. Dengan adanya ayam jawa super yang performanya mirip ayam kampung, diharapkan mampu mengatasi masalah kurangnya pasokan tersebut.

Prospek dan Persaingan

Menurut F Rahardi, prospek usaha peternakan ayam konsumsi sampai kapanpun akan tetap baik. Sehingga disarankan agar orang tetap beternak ayam konsumsi. Tingginya permintaan akan daging ayam terutama pada momen - momen tertentu seperti Hari Raya Idul Fitri, Natal, dan Tahun Baru menyebabkan lonjakan permintaan hingga berlipat - lipat.
Harry Wibowo, Ketua Asosiasi Peternak Ayam Yogyakarta mengungkapkan bahwa peluang usaha ayam jawa super sangat bagus karena sangat banyak peminatnya. Terlebih lagi pada saat sekarang ini banyak orang yang mencari bisnis mendadak yang memberikan keuntungan lumayan. Selain tingginya permintaan akan daging ayam, keuntungan beternak ayam jawa super karena masa panen lebih cepat dari ayam kampung biasa, yaitu hanya 2 bulan dengan bobot mencapai 1 kg.

Pemasaran

Permintaan ayam jawa super berpeluang diminati kalangan rumah makan seperti Ayam Goreng Ny.Suharti, Mbok Berek, Sop Ayam Jawa Super, dan supermarket seperti Hypermart. Pasokan ayam jawa super siap konsumsi untuk saat ini banyak dijual di wilayah Jakarta dan Bandung. Selain di pulau Jawa, pasokan ayam jawa super juga telah dipasarkan hingga Sumatera, Kalimantan, dan Papua.

Harga

Penjualan ayam jawa super sangat menguntungkan peternak karena lebih stabil. Berbeda dengan ayam broiler yang harganya terkadang tidak stabil dan anjlok. Saat ini harga jual DOC (day old chicken) ayam jawa super berada di kisaran Rp 4.200-5.000/ekor. Jika sudah sering berlangganan ke peternak harga nya bisa lebih rendah, yakni Rp 3.900-4.000/ekor. Untuk harga ayam jawa super yang siap konsumsi mencapai Rp 20 - 22.000/kg pada hari biasa dan Rp 28.000/kg pada momen hari besar. Harga tersebut merupakan harga ayam jawa super dalam kondisi hidup.

Kendala dan Resiko

Menurut Suwarno, pemilik Suwarno Farm mengungkapkan bahwa selama beternak ayam jawa super tidak ada kendala berarti yang dirasakannya. Justru ia merasa diuntungkan dengan memelihara ayam ini.  Risiko ini biasanya dihadapi ketika musim pancaroba datang karena banyak ayam sakit dan beresiko terserang penyakit. Untuk mengatasinya ia melakukan vaksinasi gumboro ayam jawa super dari umur 4 hari dan umur 21 hari. Selain itu menggunakan obat-obatan herbal seperti jahe, kencur, cabai, dll.

Perhitungan Usaha dan Asumsi Pendapatan Suwarno Farm Per Bulan

Modal Awal (Tahun 2011) s/d Sekarang Tidak Jauh Bedanya

500 ekor DOC ayam super Rp 5.000.000,00
Pakan, vitamin, dan obat Rp 2.000.000,00
Kandang, peralatan/perlengkapan ternak Rp 3.000.000,00
Modal tambahan

Bibit DOC dan kandang Rp 10.000.000,00
Jumlah Rp 20.000.000,00

Pengeluaran per bulan

Pakan Rp 10.000.000,00
Vaksin, Vitamin, dan obat Rp 5.000.000,00
Listrik dan telepon Rp 2.000.000,00
Perlengkapan packaging, transportasi Rp 3.000.000,00
Jumlah Rp 20.000.000,00

Omset

1000 - 1500 ekor @ Rp 25.000,00 Rp 30.000.000,00

Keuntungan  

(Omset - Pengeluaran per bulan)

Rp 30.000.000,00 - Rp 20.000.000 Rp 10.000.000,00

Rozy's Farm  ( 085258740544 ) call only
Kambengan Rt  25  Rw  25  Banyuputih Kidul Jatiroto Lumajang Jawa Timur
Email : cax_mahmud@yahoo.co.id atau cakrozy@yahoo.co.id   
Sumber artikel analisis : http://www.erwinheriyono.com/2013/09/ternak-ayam-jawa-super-usaha-tepat-di.html

Budidaya Ayam Jawa Super Makin Menjanjikan

KEBUMEN, suaramerdeka.com - Berkembangnya restoran dan rumah makan yang menyajikan menu ayam kampung mengakibatkan peternak kewalahan memenuhi pasokan. Bahkan tingginya permintaan daging ayam kampung tidak bisa terlayani karena budidaya ternak ayam jawa mengalami kendala.
Pertumbuhan ayam jawa cenderung lambat dengan bobot yang tidak maksimal. Untuk menghasilkan ayam siap potong paling tidak membutuhkan waktu sekitar tiga bulan. Untuk itulah teknologi ternak terbaru menghadirkan ayam jawa super. Ayam jawa super yang populer dengan nama ayam joper itu merupakan hasil persilangan ayam kampung berkualitas genetik tinggi dengan ayam broiler.
Salah satu peternak ayam jawa super ialah Hari Kurniawan (27). Sejak dua tahun terakhir, pemuda asal Desa Krakal RT 04 RW 04 Kecamatan Alian, Kebumen itu telah mengembangkan budidaya ayam joper. Menurutnya, budidaya ayam jawa super menjadi peluang bisnis yang makin menjanjikan. "Cara perawatan relatif lebih mudah, hanya butuh ketekunan dan ketelatenan," ujar Hari Kurniawan kepada Suara Merdeka, Minggu (9/6).
Dalam hal pertumbuhan, ayam jawa super memiliki sifat seperti ayam broiler yakni mengalami percepatan di awal pertumbuhan. Masa pemeliharaan relatif pendek. Pada umur 55-60 hari, ayam super itu sudah bisa dipanen dengan bobot sekitar 8-9 ons atau maksimal 1 kg per ekor.
"Yang istimewa, meski pertumbuhan yang cepat jenis ayam ini memiliki karakteristik daging dan bentuk ayam kampung," ujar lulusan Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Tegal tersebut seraya  menyebutkan dengan waktu yang pendek, tingkat kematian relatif kecil serta penghematan biaya pemeliharaan dan pakan.
   
Selama ini, Wawan panggilan akrabnya, mengambil Day Old Chick (DOC) atau anak ayam dari Yogyakarta. Adapun pemberian vaksin dilakukan dengan sistem 4/4 artinya sebelum empat hari dan sebelum empat minggu.  Untuk pakan, setiap ekor ayam sampai dengan panen menghabiskan pakan sebanyak 1,7-2 kg fur.
Adapun kendala pembesaran ini, imbuh dia pada  harga pakan yang terlalu mahal. Solusinya, Wawan memberikan asupan makan tambahan buatan sendiri yakni dengan bahan jagung giling, dicampur fur dengan prosentase 25 % per kantong atau satu kwintal fur dicampur dengan 25 kg jagung giling.
Dalam hal pemasaran, ayam jawa super tidak mengalami kesulitan karena permintaan pasar masih terbuka. Selama ini Wawan yang membudidayakan 500 ekor ayam memenuhi beberapa rumah makan dan restoran. Selain di Kebumen, penjualannya sampai ke Bandung, Tasikmalaya, Purwakarta, Ciamis dan sekitarnya. Sedangkan satu ekor ayam jawa super dijual minimal Rp 22.000 sampai dengan Rp 28.000 disesuaikan dengan bobot dan kondisi ayam.
Wawan mengatakan, di Kebumen saat ini sudah mulai ada sejumlah peternak mandiri ayam kampung super. Untuk itu dia ingin membentuk sebuah paguyuban para peternak mandiri ayam kampung super. Melalui paguyuban itu diharapkan peternak bisa mendapatkan bibit dan pakan yang lebih murah dan purna jual yang lebih tinggi. "Selama ini peternak berjalan sendiri-sendiri karena belum ada semacam paguyuban," tandasnya.
sumber :  http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2013/06/09/160177/Budidaya-Ayam-Jawa-Super-Makin-Menjanjikan

Sabtu, 05 Oktober 2013

ANALISIS USAHA TERNAK AYAM KAMPUNG SUPER


Berikut ini adalah analisis usaha ternak ayam kampung super per 500 ekor
A . Modal Tetap
-Pembuatan kandang litter 40 m2 dari bambu = Rp. 3.000.000
-Kandang DOC + nampan pakan = Rp 200.000
-Tempat minum 15 x Rp. 15.000 = Rp 225.000
-Tempat pakan 20 x Rp. 15.000 = Rp. 300.000
- Lain-lain (Biaya tak terduga) = Rp. 225.000
-Jumlah = Rp. 3.950.000

B. Modal Kerja
-DOC 500 ekor x Rp. 5000 = Rp. 2.500.000
-Pakan 20 sak x Rp. 260.000 = Rp. 5.200.000
-Vitamin + vaksin = Rp. 150.000
-Sekam padi 8 sak x Rp. 15.000 = Rp. 120.000
- Listrik per 2 bulan = Rp. 80.000
-Jumlah = Rp.8.050.000

C. Jumlah Modal Yang Dibutuhkan
-Modal tetap = Rp. 3.950.000
- Modal kerja = Rp. 8.050.000
-Jumlah = Rp. 12.000.000
D. Biaya Penyusutan
Biaya penyusutan kandang dan sarana diambil 6 % dari modal tetap yaitu 6 % x Rp. 3.950.000 = Rp. 237.000
E. Hasil Produksi 2 bulan
-Dari 500 ekor ayam mengalami kematian 2% (10 ekor) maka tersisa 490 ekor dengan berat rata-rata 1 kg sehingga hasil panen adalah 490 ekor x 1 kg = 490 kg
-Harga rata-rata ayam kampung adalah Rp. 22.000 / kg
-Hasil produksi = 490 kg x Rp. 22.000 = Rp. 10.780.000

F. Biaya Produksi 2 bulan
-Biaya penyusutan = Rp. 237.000
- Modal kerja = Rp. 8.050.000
-Jumlah = Rp. 8.287.000

G. Keuntungan per 2 bulan
Keuntungan = Hasil produksi - Biaya produksi = Rp. 10.780.000 – Rp. 8.287.000 = Rp. 2.493.000
H. Bagi Hasil
- Investor (pemodal) 50%xRp. 2.493.000 = Rp. 1.246.500
- Peternak (pengelola) 50%xRp. 2.493.000 = Rp. 1.246.500
Jadi investor (pemodal) mendapatkan bagi hasil Rp. 1.246.500 per periode panen (2 bulan). Dengan asumsi satu tahun bisa 6 kali panen maka bagi hasil yang diperoleh adalah 6xRp. 1.246.500 = Rp. 7.479.000 per tahun.