TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA CALL/SMS KE 08883357142 ATAU 085258740544

Kamis, 17 Maret 2011

Telur Ayam Arab

Sedikit gambaran bagi siapa saja yang ingin usaha dan bisnis telur ayam arab.
Pertama:
Siapkan lahan yang tepat. Lebih baik jika lokasinya jauh dari keramaian karena Ayam Arab ini terkenal hiperaktif yang tidak suka keramaian dan gampang sekali terkena stres.
Berikut gambaran lahannya.

Kedua:
Bila lahan sudah tersedia, saatnya membuat kandang. Kandang bisa dibuat dari bambu baik bilik maupun tiang penyangganya. Untuk atap biasanya menggunakan asbes gelombang ato genting, yang penting tidak terlalu panas dan harus ada ventilasi yang cukup.

Untuk Ukuran Kandang Ayam sebagai berikut,
  • Panjang: 4,5 – 5 meter
  • Lebar: 3,5 – 4 meter
  • Tinggi: 3,5 meter
(ukuran ini bisa menampung sekitar 100 ekor ayam).

Ketiga:
Lahan dan kandang sudah tersedia, tinggal kurungan untuk Ayam itu sendiri.
Dikarenakan Ayam Arab ini merupakan Ayam tipe petelur unggul, maka dibuatlah kurungan yang berguna untuk memisahkan/ menyekat antara yang satu dengan yang lain dan sebagai tempat penampungan telur sementara.

Untuk ukuran kurungan ayam sebagai berikut,
  • Panjang keseluruhan: 2 meter untuk isi 10 ekor ayam
  • Panjang masing2: 60 cm sampai tempat telur
  • Lebar Masing2: 20 cm
  • Tinggi : 30 cm

Keempat:
Lahan, kandang dan kurungan sudah siap, tinggal memasukkan Ayam Arab kedalam kurungan. Untuk harga ayam per ekor sesuai dengan harga di masing-masing daerah. Biasanya antara Rp.55.000-Rp.60.000. Sebelum dimasukkan kurungan/kandang perlu dipilih dulu ayam yang sehat.

Kelima:
Harga telur per butir Rp antara Rp 1.000,00 – Rp 1.300,00. Telur ayam arab lebih bagus daripada telor ayam kampung dengan volume kuning telur yang lebih besar.
Bila ada yang berminat silakan menghubungi kami.

sumber: http://daragatitelecenter.org

Kamis, 27 Januari 2011

Ayam Arab dan Buras Bisa Bertelur Nonstop

ADALAH drh Erma Safitri MS berhasil menemukan teknik mengurangi masa moulting (rontok bulu) dan mengeram ayam arab dan ayam kampung dengan serum antiprolaktin. ''Dengan teknik yang kami temukan, berhasil memperpendek masa moultingnya menjadi 7 hari saja. Artinya, setelah 7 hari lewat, ayam arab itu bisa bertelur kembali. Apalagi, ayam arab jantan mampu membuahi 5 ayam arab betina dalam tempo hanya 15 menit. Kondisi ini membantu peningkatan produktivitas telur ayam arab,'' kata drh Erma Safitri MS setelah setahun meneliti ketika menempuh S2 Fakultas Kedokteran Hewan Unair Surabaya.
Salah satu keunggulan ayam ras petelur dibanding ayam buras (kampung) dan ayam arab adalah kemampuannya bertelur dalam tempo relatif lama. Karena ayam buras dan arab secara alamiah ada proses moulting (rontok bulu) dan mengeram (untuk ayam kampung). Pada fase moulting dan mengeram, ayam buras dan arab tak bisa bertelur. Kondisi ini mengakibatkan produktivitas telur ayam buras dan ayam arab lebih rendah dibanding ayam ras.
Biasanya masa moulting kedua jenis ayam tersebut selama 60 hari sampai 75 hari. Artinya, praktis dalam tempo tersebut, ayam buras dan arab tak akan bertelur. ''Dengan teknik yang kami temukan, kami berhasil memperpendek masa moulting ayam arab menjadi 7 hari saja. Artinya, setelah 7 hari lewat, ayam arab itu bisa bertelur kembali. Apalagi, ayam arab jantan mampu membuahi 5 ayam arab betina dalam tempo hanya 15 menit. Kondisi ini membantu peningkatan produktivitas telur ayam arab,'' kata drh Erma Safitri MS saat ditemui Suara Merdeka di kampus Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unair Surabaya, Senin pekan lalu.
Dia mengemukakan, penelitian untuk memperpendek masa moulting ayam arab dan buras itu dia lakukan selama setahun untuk tesis program S2 bidang reproduksi ayam. Di bawah bimbingan Prof Dr drh Ismudiono (Dekan FKH Unair), dia berhasil menemukan serum antiprolaktin yang disuntikkan ke tubuh ayam arab dalam dosis tertentu untuk menghambat dan memperpendek masa moulting. ''Sampel penelitian yang saya gunakan adalah ayam arab, bukan ayam buras. Tapi, saya yakin hasil penelitian ini juga bisa dimanfaatkan dan diadaptasikan ke ayam buras. Sebab, banyak ciri-ciri pada ayam arab yang paralel dengan ayam buras,'' jelasnya.
Mengapa mengambil sampel ayam arab, bukan ayam buras? Erma Safitri menjelaskan, sebenarnya pengembangan ayam arab di Jatim cukup banyak. Sejak tahun 1990, telah dikembangkan peternakan ayam arab di Malang, Jember, Kediri, dan Tulungagung. Ayam arab awalnya kurang diminati, tapi setelah diketahui produktivitas telurnya lebih tinggi dibanding ayam buras dan menyamai produktivitas ayam ras, sementara perawatannya lebih mudah dan ekonomis, maka banyak peternak Jatim mengembangkan budidaya ayam arab. ''Harga satuan telurnya dihitung per butir, bukan kiloan seperti harga telur ayam ras. Jadi, nilai ekonomisnya sama dengan telur ayam buras. Selain itu, telur ayam arab memiliki bentuk, warna, dan kandungan gizi yang mirip dengan telur ayam buras. Telur ayam arab juga bisa digunakan untuk campuran jamu seperti telur ayam buras,'' tambahnya.
Tiga Fase Moulting
Ayam arab betina siap bertelur pada usia 4-5 bulan. Periode bertelur ayam arab sama dengan ayam ras, yakni tiga kali periode produksi selama 30 bulan. Setelah periode bertelur, pada umur 14-16 bulan ayam arab mengalami fase moulting yang pertama dan berjalan selama 60-75 hari. ''Dan dalam siklus kehidupannya, ayam arab mengalami fase moulting sebanyak tiga kali. Yakni, moulting pertama umur 14 atau 16 bulan, kedua umur 24 bulan, dan ketiga umur 30 bulan atau 32 bulan.
Selama fase moulting ayam arab berhenti telur dan jika ini dibiarkan secara alamih akan memerlukan tempo 80 hari untuk bertelur kembali. Biasanya, setelah moulting kedua dan habis bertelur, ayam arab dan ayam buras langsung dijual pemiliknya karena produktivitas telurnya sudah menurun,'' ujarnya.
''Fase moulting terjadi pada ayam arab dan buras karena tingginya hormon prolaktin dalam tubuh ayam tersebut. Ini menyebabkan terjadinya regresi ovarium,'' tambah Prof Dr drh Ismudiono. Prolaktin dapat digolongkan dalam bahan bersifat imunogen, sehingga bila disuntikkan secara berulang pada hewan dapat menginduksi timbulnya antibodi poliklonal antiprolaktin. Pemberian antiprolaktin diharapkan dapat bekerja secara spesifik terhadap prolaktin dengan cara menetralisir kerja prolaktin dalam darah, sehingga proses moulting dapat dihambat dan ayam dapat berproduksi telur kembali.
''Serum antiprolaktin ini bisa diproduksi massal dengan harga tak begitu mahal. Saya perkirakan hanya butuh uang Rp 400 sampai 500 untuk sekali suntik ke ayam arab atau buras dengan serum antiprolaktin. Nilai keuntungannya sangat tinggi,'' jelas Prof Ismudiono.
Tanpa Menyakiti Ayam
Memang, di dunia kedokteran hewan selama ini dikenal beberapa metode untuk menghambat atau mengurangi fase moulting ayam. Pertama, tak memberi makan atau membatasi makan dan minum ayam. Kedua, memberi makan rendah nutrisi seperti protein, kalsium, dan natrium. Ketiga, penggunaan obat dan logam methalibure, chlormadinane, yodium dosis tinggi, diet aluminium dan seng. ''Selama ini, di Indonesia dipakai cara pertama dan kedua untuk menghambat moulting. Tapi dalam perkembangannya praktik seperti itu ditentang banyak organisasi keselamatan dan penyayang binatang,'' tegas Prof Ismudiono.
Cara pertama dan kedua itu ditentang banyak kalangan penyayang binatang, karena pembatasan makanan bisa mengakibatkan stres pada ayam. Pada tingkatan selanjutnya fungsi imun pada ayam menurun dan ayam menjadi gampang terserang penyakit. Yakni jenis penyakit salmonella enteridis (SE). ''Karena itu, sejak tahun 2000 lalu, telah dilarang pembatasan makanan dan minuman pada ayam yang sedang moulting,'' tambah Erma Safitri.
Selain itu, kata Erma Safitri, pembatasan makanan dan minuman pada ayam saat fase moulting menurunkan sel T di dalam peredaran darah ayam. Sehingga menyebabkan penurunan reaksi kekebalan dan meningkatkan kepekaan terhadap suatu penyakit, terutama SE yang sangat berbahaya, karena bersifat zoonosis. ''Perusahaan fast food besar dunia, seperti Mc Donald's Corporation sejak tahun 2000 yang diikuti Raja Burger dan Wendy's International pada tahun 2001 melarang pembelian telur dari induk ayam yang mendapat pembatasan pakan dalam mengatasi moulting,'' jelas Erma Safitri.
Ia mengemukakan, penelitian selama setahun yang dia lakukan ditujukan untuk menghambat proses moulting tanpa menimbulkan penderitaan dan penurunan respon imun pada ayam. Yakni melalui pemberian serum antiprolaktin. Serum antiprolaktin ini dapat diproduksi dengan cara menyuntikkan isolat prolaktin yang berasal dari serum darah ayam arab fase moulting pada kambing. Sehingga harapan untuk dapat meningkatkan produksi telur dan populasi ayam arab secara cepat dapat terlaksana tanpa menyakiti atau menyiksa dan menurunkan fungsi imun ayam itu sendiri.
''Hanya dibutuhkan serum antiprolaktin dengan dosis 200 mikrogram untuk sekali suntik ke ayam yang sedang moulting. Dalam tempo seminggu setelah disuntik, ayam akan bertelur lagi,'' jelasnya.
Prof Ismudiono mengakui, hasil temuan mahasiswi S2 bimbingannya tersebut merupakan ''revolusi'' di dunia kedokteran hewan. Sebab, kini telah ditemukan metode dan strategi lain dalam menghambat dan memperpendek masa moulting ayam petelur. Tanpa mengakibatkan timbulnya penyiksaan dan penurunan kekebalan tubuh akibat pembatasan pakan dan minum pada ayam. Apalagi, serum antiprolaktin yang dibutuhkan untuk menghambat masa moulting bisa diproduksi secara massal dengan harga murah. ''Sebelum temuan ini dipraktikkan secara massal di lapangan, kami akan patenkan hasil temuan ini kepada lembaga terkait. Sehingga, hak kekayaan intelektual si penemu dan lembaganya dihargai kalangan luar,'' katanya.
''Memang, banyak rekan di FKH Unair menyebut tesis S2 ini layak untuk penelitian S3 (disertasi). Ya, saya sangat bersyukur atas keberhasilan ini. Tapi, tanpa dukungan rekan-rekan FKH dan Prof Ismudiono, tak mungkin saya bisa melakukan semua ini,'' kata Erma Safitri merendah.(Ainur Rohim-35)

Telur HERBAL/Ayam Arab LEBIH Sehat & Berkhasiat

Semarang - Membaca tulisan itu sontak membuat pikiran langsung melayang tentang hal-hal berbau Arab dan Timur Tengah. Seperti apakah Telur Herbal/Ayam Arab? Sebesar apa bentuknya?
Pengelola bisnis Telur Herbal/Ayam Arab bekerjasama dengan Peternak, Ali Jumeili mengatakan, Telur Herbal/Ayam Arab merupakan telur ayam yang merupakan hasil dari keturunan ayam Brakel Kriel-Silver, Belgia.
Disebut ayam arab, karena penampilannya yang dikaitkan dengan gadis berkerudung. Ya, ayam arab mempunyai ''kerudung'' berwarna putih di bagian belakang lehernya. Kerudung ini makin kentara pada ayam jantan, karena terlihat berjuntai panjang, juga karena pejantannya memiliki daya seksual yang tinggi dan keberadaannya di Indonesia melalui telurnya yang dibawa oleh orang yang menunaikan ibadah haji dari Mekah,” ujar Ali kepada @Media, kemarin.
Dikatakan Ali, bisnis pemasaran Telur Herbal/Ayam Arab yang dilakukannya itu bekerja sama dengan salah satu peternakan besar di daerah Boyolali yang memiliki kapasitas produksi minimal 10.000 butir telur ayam per hari.
“Memang beternak Ayam Arab sangat menguntungkan, karena produksi telurnya tinggi mencapai 190-250 butir telur per tahun dengan berat maksimal telur mencapai 42,3 gram per butir. Selain itu, Ayam Arab termasuk tipe ayam kecil sehingga konsumsi pakan relatif lebih sedikit sehingga lebih efisien,” papar peternak.
Sementara untuk telurnya sendiri, memiliki keunggulan dibandingkan telur ayam leghorn (ayam ras). “Telur Herbal/Ayam Arab bentuk, warna dan ukurannya mirip seperti telur ayam kampung, namun dilihat isinya, kuning telurnya lebih besar volumenya, mencapai 53,2 persen dari total berat telur,” terang dia.
Manfaat Telur Herbal/Ayam Arab, lanjut dia, merupakan telur ayam non kolesterol yang kandungan Omega 3-nya tinggi. “Tentu sangat berguna membantu meningkatkan kecerdasan anak dan meningkatkan stamina tubuh bagi orang dewasa,” kata Ali. Usaha pemasaran Telur Herbal/Ayam Arab yang digelutinya sejak bulan lalu itu, hingga kini masih sebatas sebagai pemasok bagi member konsumen, seperti hotel-hotel dan restoran di Semarang. “Untuk Semarang memang relatif masih belum dikenal, namun kami terus berupaya memasyarakatkan Telur Herbal/Ayam Arab,” tegasnya.
Ali menawarkan Telur Herbal/Ayam Arab dengan harga Rp2.000 per butir dan dikemas dalam kemasan plastik @ 10 butir. “Telur ini memang tidak dijual kiloan seperti telur ayam biasa. Harganya pun sama dengan harga telur ayam kampung. Tapi kalau bicara kualitas, tentu jauh berbeda, misalnya, tidak anyir dan kuning telurnya meski mentah tapi sangat manis rasanya,” ucap Ali.
Nah, ingin beralih mengkonsumsi telur yang lebih sehat dan berkhasiat, silakan menghubungi Ali Jumeili di nomor kontak 024-70597565, email: aliwopi@yahoo.co.id. Apalagi sebentar lagi Bulan Haji, musim-musimnya hajat pernikahan, tentunya banyak pengantin baru membutuhkan asupan tambahan untuk meningkatkan stamina tubuhnya.

Sejarah Ayam Arab

ayamarab 229x300 Ayam Arab
Ayam Arab ini merupakan keturunan dari Ayam Brakel Kriel-Silver dari Belgia Disebut Ayam Arab karena dua hal: pejantannya memiliki daya seksual yang tinggi dan keberadaannya di Indonesia melalui telurnya yang dibawa oleh orang yang menunaikan ibadah haji dari Mekah.
Kebanyakan masyarakat memanfaatkan Ayam Arab karena produksi telurnya tinggi, mencapai 190-250 butir per tahun dengan berat telur 42,3 gram. Kuning telur lebih besar volumenya, mencapai 53,2% dari total berat telur. Jadi ayam arab ini fungsinya hanya sebagai ayam petelur saja.
Warna kerabang/bulu sangat bervariasi yakni putih, kekuningan dan coklat. Warna kulit yang kehitaman dengan daging yang lebih tipis dibanding ayam kampung menjadikannya jarang dimanfaatkan sebagai ayam pedaging.
ayam4jy6 300x215 Ayam Arab
Ayam Arab mudah dikenali dari bulunya. Pada sepanjang leher berwarna putih mengkilap, bulu punggung putih berbintik hitam, bulu sayap hitam bergaris putih dan bulu ekor dominan hitam bercampur putih. Sedang jenggernya berbentuk kecil berwarna merah muda dan mata hitam dengan dilingkari warna kuning.
Ciri lain Ayam Arab adalah pejantannya pada umur 1 minggu sudah tumbuh jengger, dan betina induk tidak memiliki sifat mengeram. Dari penampilan tubuhnya, tinggi Ayam Arab dewasa mencapai 35 cm dengan bobot 1,5-2 kg. Kepalanya mempunyai jengger berbentuk tunggal dan bergerigi. Ayam ini berbulu tebal. Bulu di sekitar leher berwarna kuning dan putih kehitaman. Warna bulu badannya putih bertotol-totol hitam. Kokok suara jantan nyaring.
Ayam Arab betina dewasa tingginya mencapai 25 cm dengan bobot 1,0-1,5 kg. Kepalanya berjengger tipis, bergerigi. Badannya berbulu tebal. Selama usia produktif antara 0,8 1,5 tahun, betina arab terus-menerus bertelur, sehingga hampir setiap hari menghasilkan telur.
ayam 300x225 Ayam Arab
Secara genetis Ayam Arab tergolong galur ayam buras yang unggul, karena memiliki kemampuan produksi telur yang tinggi. Kebanyakan masyarakat memanfaatkan Ayam Arab untuk menghasilkan telur bukan daging karena Ayam Arab memiliki warna kulit yang kehitaman dan daging tipis dibanding ayam buras biasa sehingga dagingnya kurang disukai masyarakat.
Keunggulan Ayam Arab antara lain:
  • Harga DOC tinggi dibandingkan ayam kampung biasa
  • Berat telur 30-35 gram.
  • Warna kerabang telur putih
  • Harga induk tinggi
  • Ayam Arab termasuk tipe ayam kecil sehingga konsumsi pakan relatif lebih sedikit sehingga lebih efisien
  • Libido seksualitas jantan lebih tinggi, mudah dikawinkan dengan ayam lain, dalam 15 menit bisa tiga kali kawin
  • Bisa dijadikan untuk perbaikan genetik ayam buras Sifat mengeram hampir tidak ada, sehingga waktu bertelur panjiang.
Kelemahan Ayam Arab antara lain:
  • Wama kulit dan daging hitam sehingga harga jual afkirnya bisa menimbulkan masalah
  • Sifat mengeram hampir tidak ada, sehingga apabila dikembangkan di masyarakat harus ditetaskan di mesin tetas atau menggunakan ayam lain
  • Harus dipelihara secara intensif untuk mendapatkan produksi tinggi sesuai dengan kemampuan genetisnya – Bobot badan afkir rendah mencapai 1,1-1,2 kg
sumber: DARI SINI